Investor Asing Serbu Saham RI, Analis: Waspadai Risiko Trump & Komoditas
Investor asing mencatatkan aksi beli bersih (net buy) senilai Rp3,56 triliun di pasar saham Indonesia dalam sepekan terakhir (16-21 Mei). Tren ini sebagai respons jangka pendek terhadap sejumlah sentimen global dan domestik yang memperkuat minat terhadap aset emerging market, termasuk Indonesia.
Menurut pengamat pasar modal Lanjar Nafi, minat asing dipicu oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve), menyusul melambatnya proyeksi pertumbuhan ekonomi global.
“Ekspektasi ini meningkatkan risk appetite terhadap pasar berkembang,” ujar Nafi kepada Warta Ekonomi, Rabu (21/5/2025).
Baca Juga: IHSG Tembus 7.100, Investor Asing Terciduk Borong 10 Saham Ini
Selain itu, penguatan nilai tukar rupiah turut menjadi katalis positif, di tengah pelemahan indeks dolar AS (DXY) akibat menurunnya permintaan terhadap greenback. “Ini membuat aset domestik Indonesia, termasuk saham, menjadi lebih menarik bagi investor asing,” tambahnya.
Valuasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang relatif murah, terutama di sektor perbankan besar dan barang konsumsi, juga dinilai masih kompetitif dibandingkan bursa regional. Nafi menyebut saham-saham perbankan besar seperti BBCA, BMRI, BBRI, dan BBNI menjadi proxyutama bagi investor asing.
“Net interest margin yang solid, pertumbuhan kredit yang stabil, serta efisiensi operasional menjadi faktor pendukung,” jelasnya.
Sektor perbankan tetap menjadi tulang punggung di tengah ekspektasi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate). Berdasarkan konsensus analis Bloomberg, BI Rate diproyeksikan turun dari 5,75% di kuartal I menjadi 5,50% di kuartal II, dan bisa mencapai 5,25% pada kuartal III atau IV 2025. Pemangkasan ini diharapkan dapat mendorong konsumsi rumah tangga dan investasi.
Meski demikian, Nafi mengingatkan bahwa pasar tetap menghadapi risiko eksternal, terutama dari Amerika Serikat. “Ketidakpastian kebijakan dari Amerika Serikat, terutama terkait kebijakan Donald Trump, bisa memicu risk-off sentiment, khususnya terhadap pasar negara berkembang seperti Indonesia,” kata dia.
Baca Juga: Asing Net Buy Rp1,68 Triliun Saat IHSG Menguat, Ini 10 Saham yang Paling Banyak Diborong
Hal tersebut, lanjutnya, dapat memengaruhi volatilitas rupiah dan arus modal asing. Selain itu, eskalasi ketegangan geopolitik global juga berpotensi memengaruhi selera risiko investor, meskipun dampaknya ke Indonesia relatif kecil secara langsung.
“Dampak paling terasa akan tercermin pada volatilitas harga komoditas seperti minyak dan batubara,” jelasnya.
Sebagai langkah antisipatif, Nafi merekomendasikan investor fokus pada sektor inti yang memiliki fundamental kuat. “Sektor perbankan, telekomunikasi, dan barang konsumsi menjadi pilihan utama,” ujarnya.
“Hindari saham spekulatif dan komoditas saat tensi geopolitik tinggi. Gunakan pendekatan buy on weaknessdan lakukan switching sektoral jika terjadi tekanan jual asing jangka pendek,” pungkasnya.
-
Waspada, Otot Dasar Panggul Kendur Pada Ibu Hamil Jadi Gampang NgompolNegara Paling Tertutup di Dunia Ini Mulai Buka Pintu untuk TurisDipilih Kesha Ratuliu Usai Lahirkan Anak Ketiga, Apa Itu KB Steril?Anggaran Gede Tapi Pemukiman di DKI Banyak Kumuh, Nasdem Soroti AniesApa Benar Pepaya Bisa Sembuhkan Infeksi?VIDEO: Festival Seni Kuliner Aljazair Diikuti 180 Koki dari 14 NegaraHanya Tata Trotoar, DKI Siapkan Rp175 MNegara Paling Tertutup di Dunia Ini Mulai Buka Pintu untuk TurisOmbudsman Sebut Pemprov DKI Lakukan MalaadministrasiRizal Ramli Akan Dimakamkan di TPU Jeruk Purut
下一篇:Rekomendasi 5 Tempat Wisata untuk yang Libur Lebaran di Bali
- ·Cara agar Tidak Mabuk Kendaraan Saat Perjalanan Mudik
- ·Dipilih Kesha Ratuliu Usai Lahirkan Anak Ketiga, Apa Itu KB Steril?
- ·Disimak Baik
- ·Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Sering Mengecek HP saat Bangun Tidur?
- ·Firli Bahuri Dipastikan Hadir dalam Pemeriksaan di Bareskrim Polri Hari Ini
- ·5 Orang yang Harus Hati
- ·4 Kebiasaan Sebelum Jam 9 yang Mendukung Turunnya Berat Badan
- ·Alpukat Buah atau Sayuran? Ini Jawaban Ilmiahnya
- ·Ini Profil Adik Ketua MPR RI yang Ditangkap KPK
- ·Video Pengeroyokan Suporter Persija Bikin Resah
- ·Alpukat Buah atau Sayuran? Ini Jawaban Ilmiahnya
- ·5 Cara Simpan Kelapa Parut Tanpa Kulkas, Tetap Awet Tahan Lama
- ·Ke Gereja, Anies Ucapkan Selamat Natal
- ·Minum Kopi bikin Otak tajam, Tapi Apa Cukup untuk Obat Pikun?
- ·DPMPTSP DKI Buka Layanan di Jakarta Fair Kemayoran
- ·7 Gejala Diabetes di Pagi Hari Ini Sering Tak Disadari
- ·Perayaan Imlek, Pengemis Padati Vihara
- ·Kereta Gantung Jatuh di Italia, 4 Orang Tewas
- ·8 Tanda Tubuh Kekurangan Protein yang Harus Kamu Waspadai
- ·KPU Ungkap Penetapan DPT di Malaysia Dilakukan sejak Juli 2023
- ·Daftar Tanggal Merah di Bulan Mei 2025, Ada 2 Libur Panjang
- ·Waspada, Otot Dasar Panggul Kendur Pada Ibu Hamil Jadi Gampang Ngompol
- ·Bandara Changi Terpilih sebagai Bandara dengan Toilet Terbaik di Dunia
- ·Prabowo Sebut DNA Tiongkok Bertebaran di Indonesia
- ·Nama Menteri Sosial Disebut di Sidang Korupsi E
- ·Firli Bahuri Dipastikan Hadir dalam Pemeriksaan di Bareskrim Polri Hari Ini
- ·Louis Vuitton Rilis Cokelat Telur Paskah, Harganya Capai Rp4,16 Juta
- ·Kenali Tanda Awal Serangan Jantung Seperti yang Dialami Ricky Siahaan
- ·Densus 88 Tangkap 3 Teroris Jaringan NII di Tangerang yang Ingin Ubah Ideologi
- ·Prabowo Sebut DNA Tiongkok Bertebaran di Indonesia
- ·Kapan Waktu Terbaik Makan Pepaya?
- ·Tim Hukum AMIN Sesalkan Penahanan Indra Charismiadji: Kasus Lama dan Tidak Bernilai Fantastis
- ·Deretan Tanaman Hias Pembawa Rezeki, Diyakini Salurkan Energi Positif
- ·Apakah Label No Pork No Lard Bisa Jamin Makanan Halal?
- ·Ke Gereja, Anies Ucapkan Selamat Natal
- ·Sering Dibuang, Studi Justru Temukan Kulit Jeruk Punya Banyak Manfaat