时间:2025-06-03 12:34:04 来源:网络整理 编辑:休闲
Jakarta, CNN Indonesia-- Kasuskekerasan seksualakhir-akhir ini terus terjadi, mulai dari kekerasanse quickq官方网站地址
Kasuskekerasan seksualakhir-akhir ini terus terjadi, mulai dari kekerasanseksual yang dilakukan mantan Guru Besar Fakultas Farmasi UGM terhadap belasan mahasiswanya. Teranyar kekerasan seksual juga mencuat, yang dilakukan Dokter PPDS di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung terhadap pendamping pasien.
Dalam kasus kekerasan seksual korban kerap kali tidak memiliki kemampuan melawan. Reaksi ini bukan berarti korban pasrah dengan apa yang mereka alami, hal ini justru merupakan respons tubuh yang dikenal dengan istilah tonic immobility.
Melansir MCASA, Tonic immobility adalah bentuk reaksi bawah sadar tubuh terhadap ancaman, terutama ketika otak menilai bahwa melawan atau melarikan diri akan memperbesar risiko bahaya. Kondisi ini telah lama diamati pada hewan, seperti possum yang berpura-pura mati saat didekati predator.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Acta Obstetricia et Gynecologica Scandinavica, 70 persen dari hampir 300 perempuan yang menjadi korban pemerkosaan melaporkan telah mengalami gejala tonic immobility. Sebanyak 48 persen di antaranya mengalami gejala ekstrem, seperti tubuh yang sepenuhnya kaku, tak bisa bersuara, dan merasa mati rasa sepanjang kejadian.
"Tonic immobility bukan bentuk persetujuan, bukan pula tanda kelemahan. Itu adalah reaksi otak terhadap ketakutan ekstrem. Sama sekali di luar kendali korban," kata Dokter Jim Hopper, pakar trauma dari Harvard Medical School menukil Scientific American.
Riset menunjukkan bahwa korban yang mengalami tonic immobility memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan psikologis seperti Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) dan depresi berat. Banyak dari mereka menyalahkan diri sendiri karena tidak bisa melawan atau berteriak, terutama di tengah tekanan sosial yang menuntut korban untuk bereaksi.
"Rasa bersalah dan malu ini menjadi hambatan besar dalam proses penyembuhan korban," ujar Anna Möller, ginekolog dari Karolinska Institute dan penulis utama studi tersebut.
Ia menegaskan bahwa pemahaman tentang tonic immobility dapat membantu korban mengurangi rasa bersalah dan memahami bahwa mereka tidak memilih untuk membeku tapi tubuh mereka yang memutuskan.
Penelitian ini juga diperkuat oleh temuan dari Harvard Review of Psychiatry yang menyebutkan bahwa tonic immobility adalah bagian dari 'defense cascade' dalam sistem saraf manusia. Ketika melawan atau kabur tidak memungkinkan, tubuh memilih 'membeku', lumpuh total demi mengurangi rasa sakit dan memperbesar kemungkinan selamat.
Lihat Juga :![]() |
Kebanyakan dari kita tumbuh dengan pemahaman bahwa ketika diserang, kita akan melawan atau kabur-fight or flight. Tapi sebelum dua reaksi itu, otak secara otomatis masuk ke mode "freeze", menilai bahaya yang datang.
Ketika otak memutuskan bahwa melawan akan sia-sia atau berisiko lebih besar, tubuh akan "mematikan" dirinya sendiri melalui tonic immobility. Ini bukan bentuk kepasrahan, apalagi tanda "mengizinkan", melainkan reaksi naluriah demi bertahan hidup.
Akibatnya, banyak korban justru merasa bersalah. Mereka menyalahkan diri sendiri karena tak bisa melawan, merasa malu karena membeku, atau takut tak dipercaya karena diam. Padahal, mereka hanya mengikuti instruksi otak yang sedang panik dan mencoba menyelamatkan mereka.
[Gambas:Video CNN]
Peneliti BRIN Andi Pangerang Resmi Ditahan Kasus Ancaman 'Darah Muhammadiyah'2025-06-03 12:17
Indonesia’s Growth is Real, Now Let’s Monetize It Through Tourism2025-06-03 12:12
Jokowi Klaim Kenaikan Harga Beras RI Lebih Rendah dari Negara Lain: Ini Patut Disyukuri2025-06-03 11:45
Kecelakaan Bus di Ciater Subang, Rombongan Pelajar Asal Depok Jadi Korban2025-06-03 11:42
Tragedi Jeju Air, Kecelakaan Penerbangan Paling Mematikan di Korsel2025-06-03 11:15
Leher Pegal Gara2025-06-03 11:14
5 Ciri Rumah yang Lembap, Bukan Cuma Tembok Mengelupas2025-06-03 10:52
FOTO: YouTuber Virtual Jepang Merambah Amerika2025-06-03 10:47
Dua Mobil Tangki Pertamina Kini Diamankan Polisi2025-06-03 10:32
Lebih Sehat Mana, BAB Jongkok atau Duduk?2025-06-03 10:04
Cara Efektif Tim Dokter Mayapada Hospital Atasi Stroke Sumbatan2025-06-03 12:16
Saldi Isra Minta Pemungutan Suara Ulang Dalam Dissenting Opinion2025-06-03 12:08
Wisata Seks di Jepang Marak Gara2025-06-03 12:02
Rayakan Hari Kartini, 1.000 Perempuan dan Gen Z Siap Pimpin Perubahan2025-06-03 11:31
BPOM Terbitkan Izin Edar Obat Kanker Paru dan Limfoma2025-06-03 11:10
KPU Akan Bentuk Badan Adhoc Baru Untuk Pilkada 20242025-06-03 10:58
Jalani Lima Kali Pemilu, Arief Hidayat Sebut Demokrasi Indonesia Ada di Titik Defisit2025-06-03 10:37
Agar Perut Tidak Buncit, Coba Air Rebusan 3 Daun Ini2025-06-03 10:18
Berpotensi Banyak Masalah, Ketua Bawaslu Sarankan Pilkada 2024 Diundur2025-06-03 10:09
Panduan Mengunjungi Roma untuk Pemakaman Paus Fransiskus2025-06-03 09:55